Mangkuk yang Cantik, Madu dan Sehelai Rambut
Written on 8:25 PM by Unknown
Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abu Bakar
ra, Umar ra dan ‘Ali ra bertamu ke rumah ‘Ali ra. Di rumah ‘Ali ra, istrinya
Sayyidatina Fathimah ha, putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu
yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu
itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah
SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan
terhadap ketiga benda tersebut (mangkuk yang cantik, madu dan sehelai rambut).
Abu Bakar berkata, “Iman itu lebih cantik dari mangkuk
yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan
mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut.”
Umar berkata, “Kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk
yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan
memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
Utsman berkata, “Ilmu itu lebih cantik dari mangkuk
yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan
beramal denga ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
Ali berkata, “Tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang
cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang
sampai kembali pulang ke rumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai
rambut.”
Fatimah berkata, “Seorang wanita itu lebih baik dari
sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu,
dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali
muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
Rasulullah SAW berkata, “Seorang yang mendapat taufiq
untuk beramal lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, beramal dengan amal
yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas adalah
lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
Malaikat Jibril berkata, “Menegakkan pilar-pilar agama
itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri, harta dan
waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama
sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
Allah SWT berfirman, “Surga-Ku itu lebih cantik dari
mangkuk yang cantik itu, nikmat surga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan
menuju surga-Ku lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
