Mensyukuri Nikmat Dengan Bersedekah
Written on 10:28 PM by Unknown
Salah satu sifat dan perilaku terpuji yang harus
dimiliki oleh orang beriman adalah mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah
dikaruniakan kepada kita, baik nikmat yang berupa fisik kebendaan (material)
maupun nikmat yang bersifat mental spiritual (ruhaniah).
Nikmat iman dan nikmat ukhuwah (persaudaraan dan persahabatan) adalah contoh-contoh
kenikmatan ruhaniah. Sedangkan nikmat sehat, nikmat umur dan harta benda yang
melimpah adalah beberapa di antara contoh-contoh nikmat material.
Sebagaimana firman Allah SWT,
Artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumatkan, “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim:
7)
Bersyukur tampaknya hanyalah perbuatan yang mudah kita
lakukan. Namum bersyukur juga memiliki konsekwensi karena bersyukur adalah
berbuat. Jika kita mensyukuri umur maka kita mesti menggunakannya untuk
beribadah kepada Allah. Dan jika kita mensyukuri harta tentu kita akan
menggunakannya untuk bersedekah. Di sinilah kita akan mendapatkan ujian tentang
rasa syukur.
Ketika kita menggunakan umur kita untuk beribadah
kepada Allah, maka syaitan dan hawa nafsu akan senantiasa menggoda dan membisikkan,
bahwa banyak kemaksiatan yang siap digelar di luar sana. Bila kita ingin
mendatangi masjid untuk berdzikir, maka syaitan-syaitan akan memperberat
langkah kita. Mereka ingin membelokkan langkah kita menuju tempat-tempat yang
penuh dengan kemaksiatan.
Sedangkan jika kita ingin bersedekah, tentu syaitan
dan hawa nafsu juga akan selalu menggoda kita, mereka membisikkan resiko-resiko
yang tidak semestinya. Syaitan-syaitan akan mengatakan, “Ah buat apakah kamu
bersedekah? Sedangkan masih banyak kebutuhan pribadimu yang belum terpenuhi.”
Jika kita ingin mendermakan beberapa ratus ribu atau beberapa juta, maka hawa
nafsu kita akan selau mempengaruhi, “Jangan banyak-banyak deh, kalau ingin
bersedekah, nanti kamu bisa jatuh miskin.”
Sedekah takkan mengurangkan harta sedikitpun. Karena
Allah pasti akan menggantinya dengan berlipat ganda. Rasulullah SAW pun telah
bersabda, “Harta tidak berkurang karena bersedekah.” (HR. Muslim)
Bahkan dalam hadits lain, Rasulullah menceritakan, “Tidaklah
seorang hamba berada di pagi hari kecuali dua malaikat turun kepadanya, yang
salah satunya berkata: ya Allah, berilah orang yang kikir kerusakan.” (HR.
Bukhari- Muslim)
Kedua hadits ini mengindikasikan, justru dengan
bershadaqah, harta seseorang akan semakin bertambah, barakahnya maupun jumlah
harta itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan segala yang kamu
nafkahkan, tentu akan digantikan oleh Allah SWT.” (QS. Saba’ : 39)
Maka kita tidak perlu khawatir bahwa rasa syukur kita
dan sedekah kita akan mendatangkan kesulitan bagi hidup kita. Kita tidak perlu
khawatir bahwa syukur dan sedekah akan mengurangi kenikmatan kita. Dan marilah
kita mensyukuri segala nikmat Allah dengan segenap daya untuk semakin
mengaplikasikan ketakwaan yang sesungguhnya.
Bersyukur atas nikmat adalah bukti bagi lurusnya
keimanan dalam jiwa manusia. Dan orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu
merasakan muroqobatullah (kebersamaan
Allah) dalam mendayagunakan kenikmatan-Nya, dengan tidak disertai pengingkaran,
perasaan menang dan unggul atas makhluk lainnya, dan penyalahgunaan nikmat.
Mensyukuri nikmat dengan mengungkapkan rasa kesyukuran
kepada Allah dapat kita laksanakan dengan tiga hal: Pertama, adalah mengakui di
dalam bathin. Kedua, adalah mengucapkannya dengan lisan. Ketiga, adalah
menggunakan nikmat sesuai dengan kehendak pemberi nikmat.
Dan ketiga-tiganya ini harus kita laksanakan dengan
sepenuhnya, kita tidak dapat bersyukur dengan sebenarnya jika hanya ucapan yang
membuktikan itu.
Jika mengaku bersyukur atas kelebihan harta namun
tidak pernah bersedekah, tentu syukur yang kita ucapkan adalah kebohongan
belaka. Tentu Allah dan Rasulullah takkan memerintahkan kepada kita untuk
bersyukur, jika tidak ada manfaatnya. Maka ketahuilah bahwa mensyukuri nikmat
memiliki banyak sekali manfaat yang dapat dipetik oleh orang-orang beriman.
Beberapa di antara manfaat syukur adalah mensucikana
jiwa. Dengan bersedekah kita mensucikan harta. Harta dan kekayaan material kita
menjadi tersucikan oleh rasa syukur yang terkatakan dengan lisan dan terlaksana
melalui perbuatan-perbuatan baik.
Syukur juga dapat menjadikan orang lain ridho dan
senang kepada kita, syukur menentramkan jiwa kita. Karena rasa syukur yang
telah kita ungkapkan dalam perbuatan tentu menjadikan orang lain senang dan
akan membantu dan menolong kita di kemudian hari.
Rasa syukur juga dapat memperbaiki dan melancarkan
berbagai bentuk interaksi dalam sosial masyarakat, sehingga harta dan kekayaan
yang dimiliki dapat terlindungi dengan aman.
Apabila mayoritas anggota suatu masyarakat adalah pribadi-pribadi
yang bersyukur kepada Allah atas
nikmat-nikmat yang telah mereka dapatkan, tentu masyarakat akan aman tentram
dan memperoleh kerahmatan dari Allah SWT. Dan baldatun toyyibatun wa robbun ghofuur tidak lagi menjadi mimpi
semata. Amin allhumma amin.
Keutamaan sedekah
Setelah kita bahas panjang lebar mengenai sedekah, ada
baiknya kita mengetahui keutamaan apa saja yang dimiliki oleh sedekah. Diantara
keutamaan-keutamaan sedekah antara lain:
1.
Dilipat gandakan pahalanya sebanyak tujuh ratus kali lipat.
Allah SWT berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran)” (QS. Al-Baqarah: 261)
2.
Sebagai penghalang bencana.
Dari Ali ra, Rasulullah SAW bersabda, “Segeralah
bersedekah, sesungguhnya musibah tidak dapat melintasi sedekah”
3.
Amalan yang tidak putus pahalannya walaupun orang yang
beramal tersebut sudah meninggal. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila anak
adam wafat maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu shadaqah jariyah,
ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya. (HR. Muslim)
4.
Dapat memperpanjang umur.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Yang dapat menolak takdir
ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan (amal bakti). (HR.
Ath-Thawi)
